Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2015

I’m is Reporter (Part 1)

Sikap angkuhnya begitu ketus, namun kulayangkan senyum lebar ke arahnya, dengan memalingakn muka dia meniggalkanku. Tentu ini sudah menjadi resiko menjadi seorang wartawan yang terus memburu berita, sampai berurusan dengan pengadilan karena dituduh telah menggagu privasi. Tak di sangka sebagai wartawan lepas, Firman akan merasakan pahitnya penjara. Berburu berita adalah keahliannya, bagai elang yang terus mengejar mangsa, tak akan lepas dalam pelupuk mata. Bang Firman panggilan teman-temannya, tinggi seratus tujuh puluh centimeter, badan kurus, sering memakai celana safari, perangainya sungguh sopan dan ramah. Bekerja sebagai seorang wartawan lepas, tak terikat namun apa yang di angkat benar-benar orang terpikat. Saat orang tak berani mengungkapkan pendapat, Ia maju dengan tulisannya yang membuat para koruptor menjadi panas dibuatnya. Hari itu di mana kejadian malapetaka datang, sang elang berita tertangkap basah ketika sedang memburu seorang pejabat yang di tuduh telah melakukan kor

Dibutuhkan Segera! Peta Sukses

Oleh: Agus Prasetyo Semua orang ingin sukses, sayangnya tiap orang mempunyai pengertian yang berbeda tentang sukses. Saat menonton DVD yang berjudul Titi Tata , salah satu bagian menjelaskan bahwa sukses yang tampak dari luar akan mudah pudar. Akhirnya saya sadar bahwa pengertian sukses bersifat pribadi artinya bisa saja seseorang menganggap dirinya belum sukses padahal orang lain menganggap dia sudah sukses. Namun demikian apapun definisi kita tentang sukses, dibutuhkan pedoman/peta agar dapat sukses. Cara yang umum ditempuh adalah menentukan tujuan hidup kita. Dalam buku 7 Kebiasaan Hidup Yang Efektif , Stephen Covey mengilustrasikan tujuan hidup ini dengan pertanyaan kita mau dikenang sebagai apa saat kita meninggal. Dalam tradisi Timur analogi yang mirip dengan hal itu adalah cerita tentang 4 orang istri seperti yang ditulis Bpk Handaka dalam buku Illuminata. Cerita singkatnya sebagai berikut: Pada jaman dahulu hidup pedagang yang sangat kaya dan memiliki 4 orang istri. Ped

Wiro Sableng #48 : Memburu Si Penjagal Mayat

WIRO SABLENG Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 Karya: Bastian Tito PEMANDANGAN Di Lereng Selatan Gunung Merbabu indah sekali pagi itu. Di atas langit biru bersih disaput awan berarak yang dihembus angin perlahan-lahan dari timur ke barat. Di kaki gunung sebelah timur menghampar sawah luas yang tampak menguning tanda waktu panen yang menggembirakan para petani tidak lama lagi. Di sebelah barat tampak daerah bebukitan yang subur, menghijau tertutup daun-daun pohon jati yang telah berusia puluhan tahun. Membelah hutan jati, di sebelah tengah melintang sebuah sungai kecil yang dari jauh airnya kelihatan memutih seperti perak tertimpa cahaya matahari yang sedang naik. Jauh di sebelah selatan menjulang gunung Merapi laksana raksasa penjaga negeri, penuh gagah dan perkasa. Gunung Merbabu sendiri berdiri tegak dalam kesunyian, seolah dibungkus oleh satu ketenangan misterius karena selama ini hampir tak ada orang atau penduduk sekitar tempat itu yang pernah naik. Jangankan sampai ke pun